16/11/10

Notes cantik warna merah muda

            Hari ini tanggal 15 April 2010. Lusa kemarin baru saja terjadi gempa dahsyat yang mengguncang kotaku, Padang. Aku-pun ikut menjadi korban. Ayah dan adikku tertimpa bangunan jadi harus dirawat dirumah sakit. Jadi, aku ditempat pengungsian hanya bersama orang-orang lain dan ibuku. Ibu bilang, “kita pulang hari ini ya, nak!”, aku hanya terdiam dan menuruti kata-kata ibu. Sebenarnya aku masih takut jikalau gempa mengguncang lagi. Orang-orang mengira gempa hanya mengguncang kami 2 kali. Tapi, sebenarnya gempa sudah mengguncang 5 kali, hanya saja tidak terlalu besar jadinya tak terasa.

            Pukul 09.00 pagi. Seusai sarapan ditempat pengungsian, aku dan ibu pergi meninggalkan tempat menuju kedesa kami. Begitu sampai di desa, rumah kami sudah rusak parah. Aku meneteskan 1-2 tetes air mata mengingat rumah ini adalah rumah yang dibangun oleh om Jamil dan ayah. Tapi, om Jamil meninggal akibat gempa kemarin. Padahal om Jamil adalah orang yang paling baik sama aku. Om Jamil adalah kakak kembar ibu. Ibu menangis sambil memegang reruntuhan rumah kami. Lalu ibu berkata, “nak... Ternyata... Rumah kita sudah rusak parah.. Kamu boleh pergi jalan-jalan sebentar kok, ibu lagi mau sendirian...”, ”bu...”aku ingin membantah tapi terputus. ”Sudahlah, pergi saja. Temani teman-temanmu yang lain yang masih ada di tenda pengungsian.”suruh ibu. ”i...iya...”aku menjawab dan langsung pergi menuju tenda pengungsian untuk bermain bersama teman-teman yang lain.

            Diperjalanan menuju tenda pengungsian, aku menemukan sebuah notes merah muda yang cantik. Ingin kuambil itu, tapi, ini pasti punya orang. Aku menengok ke belakang dan bingung menentukan pilihan. Mau kuambil atau tidak? Tapi akhirnya, aku memutuskan untuk mengambilnya. Kubawa notes itu ke tenda pengungsian.

            Di tenda pengungsian, aku bermain bersama dengan Yeni. Yeni tinggal bersama ayahnya, tapi, semenjak gempa kemarin Yeni hanya tinggal di tenda pengungsian sendiri dengan warga yang lain. Karena kaki ayahnya harus diamputasi dan masih belum boleh keluar dari rumah sakit. Oh iya, sebenarnya Yeni bukan sekedar teman. Tapi saudara tiri. Ibu menikah dengan ayah, dan ayahnya Yeni. Karena mendapat amanah dari almarhumah ibu Yeni. Di surat itu tertulis, Keke, kalau penyakitku ini tidak sembuh... Tolong menikahlah dengan suamiku. Aku tahu kau sudah punya suami, tapi kumohon! Menikahlah dengan suamiku. Ayah mengizinkan, karena sejak SMA sebenarnya Ayah, Ayah Dimas (ayah kandung Yeni), Ibu, dan ibu Yeni sudah bersahabat. Dulu ayah Dimas pacaran dengan ibu. Tapi, semenjak ibu kuliah di Chilli, mereka terpaksa putus. Begitu ibu pulang ke Indonesia, ayah Dimas sudah menikah dengan ibu Yeni.

            Tak terasa, aku sudah 1 jam bermain bersama Yeni. Aku berpamitan dengan Yeni, ”Yen, aku mau pergi dulu. Kasihan ibu dirumah sendirian.” ”Iya, Rah. Nanti main lagi ya!”jawab Yeni sambil melambaikan tangan kearahku yang sudah mulai berjalan keluar.

            Sampai dirumahku yang sudah hancur, kulihat ibu sedang tertidur diatas tepat tidur kami yang tidak hancur, karena tempat tidur kami terbuat dari jati. Aku mencium pipi ibu, lalu tidur disamping ibu.

            Saat sudah bangun. Aku teringat akan notes cantik berwarna merah muda itu. Kucari-cari notes itu, tapi tak ketemu.

            Esoknya. Yeni datang kerumahku dan sepertinya dia membawa seseuatu tapi disembunyikan dariku. Lalu, Yeni membuka mulut dan mengucapkan, ”Happy Birthday ya Rahmi!”ia mengucapkan itu sambil menunjukkan notes merah muda cantik yang kucari-cari itu. Lalu aku bertanya pada Yeni, ”Ke...kenapa notes itu ada dikamu Yen?”Yeni tersenyum dan menjelaskan padaku. Ia bilang, ”tanggal 13 pagi hari kemarin, aku membeli notes ini bersama ayah karena lusa kamu ulang tahun. Aku memutuskan untuk membungkusnya nanti siang. Tapi gempa mengagetkanku yang sedang bermain playstation. Aku langsung pergi keluar bersama ayah tak memikirkan harta benda lagi. Terus kemarin, kamu meninggalkannya di tenda pengungsi kan? Aku pikir, ah mana mungkin notes ini jalan sendiri. Pasti Rahmi meninggalkannya disini. Kebetulan saja jadinya aku lebih gampang untuk memberimu hadiah ini tak perlu mencari lagi. Sekali lagi, Happy Birthday ya Rahmi!”jelas Yeni blak-blak-an. Aku tersenyum dan sejak itu, entah kenapa tiba-tiba saja trauma-ku atas gempa kemarin jadi hilang. Ini berkat Yeni dan notes cantik merah muda ini yang menguntungkan aku dan Yeni!

*Ini lanjutan cerita dari yang "13 April 2010" ini chapter ke-4nya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar